Selasa, 07 Agustus 2012

Keutamaan Bulan Dzulhijah

Dzulhijjah merupakan salah satu bulan istimewa dalam Islam. Terutama, pada sepuluh hari pertama dari bulan Dzulhijjah itu. Setidaknya, ada 10 Keutamaan Sepuluh Hari Pertama Bulan Dzulhijjah sebagai berikut : 1. Sepuluh Hari Pertama Bulan Dzulhijjah merupakan waktu yang mulia dan barakah Keutamaan pertama dari 10 Keutamaan Sepuluh Hari Pertama Bulan Dzulhijjah adalah, bahwa waktu itu adalah waktu yang mulia dan barakah. Bukti kemuliaan ini adalah sumpah Allah Ta’ala dalam Al-Qur’an al-Karim. وَالْفَجْرِ وَلَيَالٍ عَشْرٍ Demi fajar, dan malam yang sepuluh (QS. Al-Fajr: 1-2) “Wa layaalin ‘asr (dan malam yang sepuluh)," kata Imam al-Thabari dalam tafsirnya,"adalah adalah malam-malam sepuluh Dzulhijjah berdasarkan kesepakatan hujjah dari ahli tafsir.” Ibnu Katsir juga menjelaskan hal yang sama dalam tafsir Qur'anil adhim. “Dan malam-malam yang sepuluh," tulisnya, "adalah sepuluh (hari pertama) Dzulhijjah sebagaimana yang disebutkan oleh Ibnu Abbas, Ibnu Zubair, Mujahid, dan lebih dari satu ulama salaf dan khalaf.” 2. Amal pada Sepuluh Hari Pertama Bulan Dzulhijjah paling dicintai Allah Keutamaan kedua dari 10 Keutamaan Sepuluh Hari Pertama Bulan Dzulhijjah adalah, bahwa amal di waktu itu paling dicintai Allah Ta'ala. مَا مِنْ أَيَّامٍ الْعَمَلُ الصَّالِحُ فِيهَا أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ مِنْ هَذِهِ الْأَيَّامِ يَعْنِي أَيَّامَ الْعَشْرِ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَلَا الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ قَالَ وَلَا الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ إِلَّا رَجُلٌ خَرَجَ بِنَفْسِهِ وَمَالِهِ فَلَمْ يَرْجِعْ مِنْ ذَلِكَ بِشَيْءٍ “Tidak ada satu amal shaleh yang lebih dicintai oleh Allah melebihi amal shaleh yang dilakukan pada hari-hari ini (yaitu 10 hari pertama bulan Dzul Hijjah).” Para sahabat bertanya: “Tidak pula jihad di jalan Allah?” Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam menjawab: “Tidak pula jihad di jalan Allah, kecuali orang yang berangkat jihad dengan jiwa dan hartanya namun tidak ada yang kembali satupun." (HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah). 3. Haji dilakukan dalam waktu itu Keutamaan ketiga dari 10 Keutamaan Sepuluh Hari Pertama Bulan Dzulhijjah adalah, bahwa di waktu itulah disyariatkan Ibadah haji yang merupakan rukun Islam kelima. 4. Di dalamnya ada hari Arafah Keutamaan keempat dari 10 Keutamaan Sepuluh Hari Pertama Bulan Dzulhijjah adalah, pada waktu itu ada hari Arafah, yaitu jatuh pada tanggal 9 Dzulhijjah. Pada hari itu jama'ah haji diwajibkan melakukan wukuf yang merupakan puncak ibadah haji. Sedangkan bagi umat Islam yang tidak sedang menjalankan ibadah haji disunnah melakukan puasa arafah yang keutamaannya dapat menghapus dosa selama dua tahun. سُئِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ عَرَفَةَ فَقَالَ يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ وَالْبَاقِيَةَ Rasulullah SAW pernah ditanya tentang puasa hari Arafah, beliau menjawab, “Puasa itu menghapus dosa satu tahun yang lalu dan satu tahun berikutnya.” (HR. Muslim) 5. Pahala Amal di Hari-hari itu dilipatgandakan Keutamaan kelima dari 10 Keutamaan Sepuluh Hari Pertama Bulan Dzulhijjah adalah, amal-amal pada hari itu dilipatgandakan pahalanya, baik amal di siang hari maupun amal di malam hari. مَا مِنْ أَيَّامٍ أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ أَنْ يُتَعَبَّدَ لَهُ فِيهَا مِنْ عَشْرِ ذِى الْحِجَّةِ يَعْدِلُ صِيَامُ كُلِّ يَوْمٍ مِنْهَا بِصِيَامِ سَنَةٍ وَقِيَامُ كُلِّ لَيْلَةٍ مِنْهَا بِقِيَامِ لَيْلَةِ الْقَدْرِ Tidak ada hari-hari yang lebih disukai Allah untuk digunakan beribadah sebagaimana halnya hari-hari sepuluh Dzulhijjah. Berpuasa pada siang harinya sama dengan berpuasa selama satu tahun dan shalat pada malam harinya sama nilainya dengan mengerjakan shalat pada malam lailatul qadar. (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Baihaqi) Tentu saja, ada pengecualian untuk puasa pada tanggal 10 Dzulhijjah karena pada hari itu diharamkan berpuasa. 6. Keistimewaan membaca tahlil, takbir dan tahmid Keutamaan keenam dari 10 Keutamaan Sepuluh Hari Pertama Bulan Dzulhijjah adalah, istimewanya waktu itu untuk membaca tahlil, takbir dan tahmid sehingga Rasulullah SAW memerintahkan umatnya untuk memperbanyaknya. مَا مِنْ أَيَّامٍ أَعْظَمَ عِنْدَ اللَّهِ وَلاَ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنَ الْعَمَلِ فِيهِنَّ مِنْ هَذِهِ الأَيَّامِ الْعَشْرِ فَأَكْثِرُوا فِيهِنَّ مِنَ التَّهْلِيلِ وَالتَّكْبِيرِ وَالتَّحْمِيدِ Tidak ada hari-ahri yang dianggap lebih agung oleh Allah SWT dan lebih disukai untuk digunakan sebagai tempat beramal sebagaimana hari pertama hingga kesepuluh Dzulhijjah ini. Karenanya, perbanyaklah pada hari-hari itu bacaan tahlil, takbir, dan tahmid. (HR. Ahmad) 7. Di dalamnya ada Idul Adha Keutamaan ketujuh dari 10 Keutamaan Sepuluh Hari Pertama Bulan Dzulhijjah adalah, pada akhir waktu itu yaitu tanggal 10 Dzulhijjah adalah Hari raya Idul Adha yang merupakan hari yang sangat istimewa bagi umat Islam. 8. Di dalamnya disyariatkan ibadah udhiyah (berkurban) Keutamaan kedelapan dari 10 Keutamaan Sepuluh Hari Pertama Bulan Dzulhijjah adalah, disyariatkannya ibadah udhiyah. Yaitu menyembelih kurban -baik unta, sapi atau kambing- yang dimulai pada tanggal 10 Dzulhijjah itu. 9. Disyariatkannya Takbir Muthlaq Keutamaan kesembilan dari 10 Keutamaan Sepuluh Hari Pertama Bulan Dzulhijjah adalah disyariatkannya takbir muthlaq (setiap saat) dan muqayyad (setelah shalat fardhu). Kesempatan bertakbir ini jauh lebih panjang daripada Idul Fitri. Ibnu Taimiyah dalam majmu' Fatawa menjelaskan, "Hendaklah takbir dilakukan mulai dari waktu fajar hari Arafah sampai akhir hari Tasyriq ( tanggal 11,12,13 Dzulhijjah), dilakukan setiap selesai mengerjakan shalat, dan disyariatkan bagi setiap orang untuk mengeraskan suara dalam bertakbir ketika keluar untuk shalat Id. Ini merupakan kesepakatan para imam yang empat". 10. Berkumpulnya Induk-induk Ibadah Keutamaan kesepuluh dari 10 Keutamaan Sepuluh Hari Pertama Bulan Dzulhijjah adalah berkumpulnya induk-induk ibadah pada waktu itu. Sebab inilah yang menjadikan 10 hari pertama bulan Dzhulhijjah begitu istimewa. Imam Ibnu Hajar al-Asqalani berkata, “Tampaknya sebab yang menjadikan istimewanya sepuluh hari (pertama) Dzulhijjah adalah karena padanya terkumpul ibadah-ibadah induk (besar), yaitu: shalat, puasa, sedekah dan haji, yang (semua) ini tidak terdapat pada hari-hari yang lain.” Demikian 10 Keutamaan Sepuluh Hari Pertama Bulan Dzulhijjah. Semoga kita termasuk orang yang mendapatkan keutamaan-keutamaan itu

Senin, 20 Februari 2012

Perkara-Perkara Yang Wajib Dijauhi Oleh Orang Yang Puasa

orang yang berpuasa adalah mereka yang berusaha bersungguh-sunguh dalam menjaga seluruh anggota badannya dari dosa, dan menjaga lisannya dari perkataan dusta, kotor, dan keji, menahan perutnya dari makan dan minum, dan memelihara kemaluannya dari perbuatan yang keji. Jika berbicara dia berbicara dengan perkataan yang tidak merosakan puasanya, hingga menjadilah perkataannya dan perbuatannya itu hanya yang baik-baik dan amalannya adlaah amalan-amalan yang soleh.

Inilah ciri-ciri puasa yang disyari'atkan oleh Allah dan bukanlah hanya sekadar tidak makan dan minum serta tidak menunaikan syahwat. Puasa adalah dengan berpuasanya anggota badan dari dosa, puasanya perut dari makan dan minum, sebagaimana halnya makan dan minum merosak puasa, demikian pula perbuatan dosa berupaya merosakkan pahalanya, merosak buah puasa sehingga menjadikan dia seperti orang yang tidak berpuasa.

Nabi Shalallahu 'alaihi wasallam telah menganjurkan seorang muslim yang puasa untuk behias dengan akhlak yang mulia dan soleh, menjauhi perbuatan keji, hina dan kasar. Perkara-perkara yang buruk ini walaupun seorang muslim diperintahkan untuk menjauhinya setiap hari, namun larangannya lebih ditekankan lagi ketika sedang menunaikan puasa yang wajib.

Seseorang muslim yang berpuasa, dia wajib menjauhi amalan yang boleh merosakkan puasanya tersebut, sehingga bermanfaatlah puasanya dan tercapailah ketaqwaan yang Allah sebutkan (yang ertinya): “Wahai orang-orang yang beriman diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana telah diwajibkan ke atas orang-orang sebelum kalian.” (Surah al-Baqarah, 2: 183). Kerana puasa adalah pengantar kepada ketaqwaan, puasa menahan jiwa dari banyak perbuatan maksiat, berdasarkan sabda Rasulullah Shalallahu 'Alaihi wasallam (yang ertinya): “Puasa adalah perisai”,
dan perkara ini telah pun dijelaskan dalam bab keutamaan berpuasa.

Beginilah adanya di mana amalan-amalan buruk yang harus kita sama-sama ketahui agar mampu kita menjauhinya dan tidak terjatuh ke dalamnya. Bagi Allah lah untaian syair:

“Aku mengenal kejahatan bukan untuk berbuat jahat,
Tapi untuk menjauhinya...

Dan barangsiapa yang tidak tahu membezakan kebaikan dari keburukkan,
Maka akan terjatuhlah ke dalamnya...”

1. Perkataan palsu (Qauluz Zuur)

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa Sallam bersabda (yang ertinya): “Barangsiapa yang tidak meninggalkan qauluz zuur (perkataan dusta) dan pengamalkannya, Allah tidak memerlukan orang tersebut untuk meninggalkan makanan dan minumannya.” (Hadis Riwayat al-Bukhari (4/99))

2. Berkata/berbuat sia-sia dan kotor

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa Sallam bersabda (yang ertinya): “Puasa bukanlah dari makan dan minum (semata), tetapi puasa itu menahan diri dari perkataan-perkataan yang tidak bermanfaat dan perkataan-perkataan yang kotor. Oleh kerana itu, jika ada orang yang mencelamu, katakanlah: “Aku sedang berpuasa, sesungguhnya aku sedang berpuasa”.” (Hadis Riwayat Ibnu Khuzaimah (1996), al-Hakim (1/430-431). Sanadnya sahih)

Oleh kerana itu, Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa Sallam mengancam dengan ancaman yang keras kepada orang-orang yang melakukan sifat-sifat tercela ini.

Beliau pernah bersabda (yang ertinya): “Ramai orang yang berpuasa, namun hanya mendapatkan lapar dan dahaga (dari puasanya).” (Hadis Riwayat Ibnu Majah (1/539), ad-Darimi (2/221), ). Ahmad (2/441, 373), al-Baihaqi (4/270) dari jalan Said al-Maqbari dari Abu Hurairah. Sanadnya sahih)

Dan antara punca terjadinya perkara sedemikian adalah kerana ramai di antara mereka yang berpuasa gagal memahami hakikat berpuasa yang sebenar, sehingga Allah memberikan keputusan atas perbuatan tersebut dengan tidak memberikan pahala kepadanya. (Lihat: Kitab Riyadhush Shalihin (1215)).

Oleh sebab itulah Ahlul Ilmi dari generasi salafus soleh membezakan di antara larangan untuk makna yang dikhususkan pada ibadah sehingga membatalkannya dengan larangan yang tidak dikhususkan pada ibadah sehingga tidak membatalkannya. (Rujuk: Jami' al-‘Ulum wa al-Hikam (hal. 58) oleh Ibnu Rajab al-Hanbali)

Tanda-Tanda Malam Lailatul Qadar

Ciri-ciri Malam Lailatul Qodar - Ibadah puasa merupakan ibadah yang wajib bagi setiap muslim, dalam ibadah puasa seorang muslim tentunya juga menantikan malam lailatul qadar. Dalam ajaran islam malam lailatul qadar adalah malam yang penuh kemuliaan, yang kemuliaan tersebut hanya bisa didapatkan oleh orang yang benar-benar mencari dan menantikan malam lailatul qadar.

Lailatul Qadar atau Lailat Al-Qadar (malam ketetapan) adalah satu malam penting yang terjadi pada bulan Ramadan, yang dalam Al Qur'an digambarkan sebagai malam yang lebih baik dari seribu bulan. Dan juga diperingati sebagai malam diturunkannya Al Qur'an. Deskripsi tentang keistimewaan malam ini dapat dijumpai pada Surat Al Qadar, surat ke-97 dalam Al Qur'an.

Diantara kita mungkin pernah mendengar TANDA-TANDA MALAM LAILATUL QADAR yang telah tersebar di masyarakat luas. Sebagian kaum muslimin awam memiliki beragam khurofat dan keyakinan bathil seputar tanda-tanda lailatul qadar,

Nabi shallallahu’alaihi wa sallam pernah mengabarkan kita di beberapa sabda beliau tentang TANDA-TANDA DATANGNYA LAILATUL QODAR, yaitu:

1. Udara dan suasana pagi yang tenang

Ibnu Abbas radliyallahu’anhu berkata: Rasulullah shallahu’alaihi wa sallam
bersabda:
“Lailatul qadar adalah malam tentram dan tenang, tidak terlalu panas dan tidak pula terlalu dingin, esok paginya sang surya terbit dengan sinar lemah berwarna merah” (Hadist hasan)

2. Cahaya mentari lemah, cerah tak bersinar kuat keesokannya

Dari Ubay bin Ka’ab radliyallahu’anhu, bahwasanya Rasulullah shallahu’alaihi wa sallam bersabda:
“Keesokan hari malam lailatul qadar matahari terbit hingga tinggi tanpa sinar bak nampan” (HR Muslim)

3. Terkadang terbawa dalam mimpi

Seperti yang terkadang dialami oleh sebagian sahabat Nabi radliyallahu’anhum.

4. Bulan nampak separuh bulatan

Abu Hurairoh radliyallahu’anhu pernah bertutur: Kami pernah berdiskusi tentang lailatul qadar di sisi Rasulullah shallahu’alaihi wa sallam, beliau berkata :
“Siapakah dari kalian yang masih ingat tatkala bulan muncul, yang berukuran separuh nampan.” (HR. Muslim)

5. Malam yang terang, tidak panas, tidak dingin, tidak ada awan, tidak hujan, tidak ada angin kencang dan tidak ada yang dilempar pada malam itu dengan bintang (lemparan meteor bagi setan)

Sebagaimana sebuah hadits, dari Watsilah bin al-Asqo’ dari Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam :
“Lailatul qadar adalah malam yang terang, tidak panas, tidak dingin, tidak ada awan, tidak hujan, tidak ada angin kencang dan tidak ada yang dilempar pada malam itu dengan bintang (lemparan meteor bagi setan)” (HR. at-Thobroni dalam al-Mu’jam al-Kabir 22/59 dengan sanad hasan)

6. Orang yang beribadah pada malam tersebut merasakan lezatnya ibadah, ketenangan hati dan kenikmatan bermunajat kepada Rabb-nya tidak seperti malam-malam lainnya.

Demikian postingan tentang Tanda - Tanda Malam Lailatul Qodar. semoga bermanfaat.....

Rahasia Di Balik Gerakan Shalat

Salah satu kewajiban umat Islam adalah melaksanakan sholat lima waktu. Sholat ternyata tidak hanya menjadi amalan utama di akhirat nanti, tetapi gerakan-gerakan sholat ternyata paling proporsional bagi anatomi tubuh manusia. Bahkan dari sudut medis, sholat adalah gudang obat dari berbagai jenis penyakit.

Selama ini sholat yang dilakukan lima kali sehari oleh umat Islam, sebenarnya telah memberikan investasi kesehatan yang cukup besar bagi yang melakukan sholat tersebut. Gerakan sholat sampai dengan salam memiliki makna yang luar biasa baik untuk kesehatan fisik, mental bahkan keseimbangan spiritual dan emosional. Tetapi sayang hanya sedikit dari umat Islam yang memahaminya. Berikut ini beberapa manfaat gerakan sholat bagi kesehatan manusia:

Takbiratul Ihram

Takbiratul Ihram, berdiri tegak, mengangkat kedua tangan sejajar telinga, lalu melipatnya di depan perut atau dada bagian bawah. Manfaat: Gerakan ini melancarkan aliran darah, getah bening (limfe) dan kekuatan otot lengan. Posisi jantung di bawah otak memungkinkan darah mengalir lancar ke seluruh tubuh. Saat mengangkat kedua tangan, otot bahu meregang sehingga aliran darah kaya oksigen menjadi lancar. Kemudian kedua tangan didekapkan di depan perut atau dada bagian bawah. Sikap ini menghindarkan dari berbagai gangguan persendian, khususnya pada tubuh bagian atas.

Rukuk
Rukuk yang sempurna ditandai tulang belakang yang lurus sehingga bila diletakkan segelas air di atas punggung tersebut tak akan tumpah. Posisi kepala lurus dengan tulang belakang. Manfaat, Postur ini menjaga kesempurnaan posisi dan fungsi tulang belakang (corpus vertebrae) sebagai penyangga tubuh dan pusat syaraf. Posisi jantung sejajar dengan otak, maka aliran darah maksimal pada tubuh bagian tengah. Tangan yang bertumpu di lutut berfungsi relaksasi bagi otot-otot bahu hingga ke bawah. Selain itu, rukuk adalah latihan kemih untuk mencegah gangguan prostat.

Iktidal
Bangun dari rukuk, tubuh kembali tegak setelah,
mengangkat kedua tangan setinggi telinga. Manfaat: i’tidal adalah variasi postur setelah rukuk dan sebelum sujud. Gerak berdiri bungkuk berdiri sujud merupakan latihan pencernaan yang baik. Organ-organ pencernaan di dalam perut mengalami pemijatan dan pelonggaran secara bergantian. Efeknya, pencernaan menjadi lebih lancar.

Sujud
Menungging dengan meletakkan kedua tangan, lutut, ujung kaki, dan dahi pada lantai. Manfaat: Aliran getah bening dipompa ke bagian leher dan ketiak. Posisi jantung di atas otak menyebabkan darah kaya oksigen bisa mengalir maksimal ke otak. Aliran ini berpengaruh pada daya pikir seseorang. Karena itu, lakukan sujud dengan tuma’ninah (jangan tergesa gesa) agar darah mencukupi kapasitasnya di otak. Postur ini juga menghindarkan gangguan wasir. Khusus bagi wanita, baik rukuk maupun sujud memiliki manfaat luar biasa bagi kesuburan dan kesehatan organ kewanitaan.

Duduk

Duduk ada dua macam, yaitu iftirosy (tahiyyat awal) dan tawarruk (tahiyyat akhir). Perbedaan terletak pada posisi telapak kaki. Manfaatnya, saat iftirosy, tubuh bertumpu pada pangkal paha yang terhubung dengan syaraf nervus Ischiadius. Posisi ini menghindarkan nyeri pada pangkal paha yang sering menyebabkan penderitanya tak mampu berjalan.
Duduk tawarruk sangat baik bagi pria sebab tumit menekan aliran kandung kemih (urethra), kelenjar kelamin pria (prostata) dan saluran vas deferens. Jika dilakukan. dengan benar, postur irfi mencegah impotensi. Variasi posisi telapak kaki pada iffirosy dan tawarruk menyebabkan seluruh otot tungkai turut meregang dan kemudian relaks kembali. Gerak dan tekanan harmonis inilah yang menjaga. kelenturan dan kekuatan organ-organ gerak manusia.

Salam
Gerakan memutar kepala ke kanan dan ke kiri secara maksimal. Manfaatnya untuk relaksasi otot sekitar leher dan kepala menyempurnakan aliran darah di kepala. Gerakan ini mencegah sakit kepala dan menjaga kekencangan kulit wajah.

Pada dasarnya, seluruh gerakan sholat bertujuan meremajakan tubuh. Apalagi jika dilakukan secara rutin, maka sel-sel yang rusak dapat segera tergantikan. Regenerasi pun berlangsung lancar. Alhasil, tubuh senantiasa bugar. Jadi bagi umat Islam yang belum melakukan sholat dengan benar dan khusyuk, dari sekarang ubahlah, karena sholat itu selain menjadi salah satu tanda orang bertakwa, ternyata sholat itu sangat baik buat kesehatan

Selasa, 27 Desember 2011

SULTAN MUHAMMAD AL FATIH

SULTAN MUHAMMAD AL-FATEH - Bukti Islam tidak menggunakan kekerasan

Pagi 22 April 1452 bersamaan dengan 852 Hijrah, penduduk Constantinople dikejutkan dengan laungan takbir, paluan gendang, dan nasyid. Demikian gema kemenangan tentera Sultan Muhammad al-Fateh. Sekali gus gema itu seolah-olah satu serangan psikologi kepada penduduk kota berkenaan. Penduduk Constantinople seperti tidak percaya kekuatan tentara Muhammad al-Fateh. Tidak dapat dibayangkan, bagaimana tembok setebal 4 lapis, setinggi 25 kaki, dan sejauh 160 kaki itu berjaya ditembusi oleh tentera Muhammad al-Fateh?

Suatu yang menakjubkan, tentera Sultan Muhammad al-Fateh telah membawa kapal-kapalnya masuk ke perairan Tanjung Emas merentasi bukit melalui jalan darat! Taktik peperangan seperti ini tidak pernah dilakukan oleh mana-mana tentera sebelum ini. Tentera Uthmaniah dengan semangat dan kekuatan yang luar biasa telah berjaya menarik 70 kapal dari Selat Bosphorus ke Tanjung Emas. Tiada siapa yang dapat membayangkan bagaimana semua itu boleh berlaku hanya pada satu malam. Sedangkan mereka terpaksa melalui bukit yang begitu tinggi dengan jarak yang melebihi tiga batu. Sebahagian mereka menyangka bahawa tentera al-Fateh mendapat bantuan jin dan syaitan!

Siapakah sebenarnya Sultan Muhammad al-Fateh ini? Beliau ialah sultan ketujuh Khilafah Islamiah Othmaniyah. Beliaulah pembuka kota Constantinople atau yang dikenali hari ini sebagai Istanbul. Ketika itu beliau baru menjangkau usia 26 tahun. Peperangan yang maha hebat itu memakan masa selama 54 hari. Keadaan inilah yang pernah dibayangkan oleh baginda s.a.w. ketika dalam perang Khandak. Antara lain baginda bersabda yang bermaksud: “Sesungguhnya Constantinople itu pasti akan dibuka. Sebaik-baik pemimpin ialah ketuanya dan sebaik-baik tentera ialah tenteranya.”

Sultan Muhammad al-Fateh ialah salah seorang daripada tokoh pemimpin kerajaan Islam yang masyhur tercatat dalam sejarah dunia. Beliau bukan sahaja hebat sebagai pemimpin malah nama beliau sebagai panglima perang, dikenali di benua Eropah. Mendengar namanya sahaja sudah mengundang gementar di hati musuh-musuhnya walaupun ketika itu beliau sudah 10 tahun meninggal dunia. Beliaulah pemerintah Islam pertama mendapat gelaran yang diberikan oleh Barat sebagai “Grand Seigneur” yang bermaksud pemimpin agung.

Sultan Muhammad al-Fateh dilahirkan pada 26 Rejab 833 hijrah bersamaan 20 April 1429 Masihi dan dibesarkan di Adirnah. Ayahnya, Sultan Murad II merupakan salah seorang pemimpin yang hebat dan tokoh pemerintah kerajaan Othmaniyah yang masyhur. Ibunya dikatakan seorang puteri raja berketurunan Nasrani.

Ketika ayahnya menjadi sultan, beliau dilantik menjadi gabenor di Magnisa. Setelah kematian ayahnya, Sultan Muhammad al-Fateh dilantik menjadi pemimpin kerajaan Uthmaniah iaitu pada bulan Februari 1451. Dengan pelantikan ini bermakna beliau merupakan seorang pemimpin termuda yang pernah dilantik. Walaupun baru berusia 22 tahun, beliau berjaya membawa kecemerlangan dalam pemerintahannya.

Kekuatan Sultan Muhammad al-Fateh banyak terletak pada ketinggian peribadinya. Hal ini demikian kerana ketika usianya kecil lagi sudah diajar menunggang kuda, memanah, dan menggunakan pedang. Namun didikan rohani mendapat perhatian serius dan dorongan penuh daripada ayahnya. Beliau telah ditarbiah secara intensif oleh para ulama terulung antaranya ialah al-Syeikh Muhammad bin Ismail al-Kurani. Beliau mengajar Sultan Muhammad al-Fateh ilmu-ilmu asas iaitu al-Quran, al-Hadith, fiqh, linguistik (bahasa Arab, Parsi, dan Turki), dan juga ilmu kemahiran yang lain. Melalui tarbiah yang teliti dan penuh terhormat, tidak hairanlah lahir peribadi yang unggul seperti Sultan Muhammad al-Fateh.

Sultan Muhammad al-Fateh banyak meneliti dan meninjau usaha ayahnya menawan Constantinople. Beliau sering mengikuti ayahnya ke medan peperangan. Sebab itu ketika menaiki takhta pada tahun 855H/1451M, beliau telah mula berfikir dan menyusun strategi untuk menawan kota berkenaan. Dalam hal ini, beliau banyak mengkaji sejarah Islam zaman Muawiyah bin Abi Sufian r.a. Waktu itu telah ada usaha-usaha yang dibuat ke arah menawan Constantinople. Usaha pertama yang pernah disusun adalah pada tahun 44 Hijrah, walau bagaimanapun usaha berkenaan gagal. Abu Ayyub al-Ansari yang merupakan salah seorang sahabat nabi, syahid di medan perjuangan itu.

Setelah kemenangan tentera Sultan Muhammad al-Fateh menawan Constantinople, beliau telah memerintahkan tenteranya mencari kawasan perkuburan Abu Ayyub al-Ansari. Padanya, Abu Ayyub perlu disempurnakan jenazahnya sebagai seorang sahabat nabi. Setelah ditemui, Sultan Muhammad al-Fateh meminta supaya kuburnya digali dan dipindahkan ke tempat yang lebih baik.

Setelah digali, akhirnya mereka menemui bahagian kakinya terlebih dahulu. Di sini Sultan Muhammad al-Fateh memerintahkan seluruh rakyatnya mencium kaki Abu Ayyub al-Ansari yang fizikalnya masih segar itu. Walau bagaimanapun, beliau gagal menciumnya kerana tatkala hendak mencium tiba-tiba sahaja kaki itu tertarik semula ke dalam tanah. Kejadian itu berlaku berturut-turut sebanyak tiga kali. Pada malam itu, Sultan Muhammad al-Fateh bermimpi bertemu dengan Abu Ayyub al-Ansari. Abu Ayyub al-Ansari menjelaskan bahawa kejadian itu berlaku disebabkan rasa malu dan hormat kepada Sultan Muhammad al-Fateh. Padanya, tidak layak orang yang telah berjaya menawan Kota Constantinople mencium kakinya.

Selain itu, beliau banyak mengkaji dan mempelajari pengalaman Rasulullah s.a.w. dalam peperangan. Malah semangat kepahlawanan dan pengorbanan panglima perang Islam dahulu, banyak mempengaruhi jiwanya. Namun, Sultan Muhammad al-Fateh mewarisi sifat keberanian, kegagahan, kesabaran, dan semangat tidak putus asa ayahnya. Bahkan beliau juga mewarisi pengetahuan yang luas serta berkemahiran dalam menyusun strategi peperangan.

Di sini ternafilah tohmahan golongan orientalis Barat dan musuh-musuh Islam bahawa beliau menegakkan Islam dengan kekerasan. Walhal mata pedang digunakan sebagai jalan terakhir. Tujuan orientalis itu hanyalah untuk mengelirukan masyarakat terhadap Islam. Dr. Abd. Salam bin Abd Aziz dalam bukunya yang bertajuk Sultan Muhammad al-Fateh Pembuka Constantinople Menundukkan Rom, menjelaskan bahawa Sultan Muhammad al-Fateh memiliki keyakinan diri yang kuat. Selain itu, dia juga mempunyai pandangan jauh serta kepintaran yang tinggi. Malah Sultan Muhammad al-Fateh mampu menghadapi tekanan, keperitan, dan bebanan yang dihadapinya. Beliau seorang pemuda yang warak. Malah, jarang sekali beliau menunaikan solat, melainkan di masjid.

Sultan Muhammad al-Fateh digambarkan sebagai pemimpin berjiwa rakyat. Beliau lebih mengutamakan urusan negara dan masyarakat mengatasi kepentingan diri. Pada masa yang sama, beliau sering mendampingi ulama-ulama dan ilmuwan. Kedudukannya sebagai Sultan tidak menghalang minatnya untuk terus menimba ilmu dan pengalaman. Kehidupan beliau sebagai pemimpin digambarkan cukup sederhana. Malah beliau sangat memusuhi pembaziran. Oleh sebab itu, hidangan makanan dan cara berpakaiannya tidak terikat dengan peraturan-peraturan istana.

Selain kejayaan dalam bidang ketenteraan dan penaklukan wilayah, Sultan Muhammad al-Fateh juga berjasa dalam mengembangkan dakwah Islam ke benua Eropah. Melalui akhlak dan keperibadian beliau, ramai yang tertarik dan memeluk Islam. Hal ini berlaku pada hari kemenangan tenteranya, iaitu apabila beliau telah mengampunkan penduduk Kristian Kota Constantinople. Dengan sikap toleransi yang ditunjukkan itu, menyebabkan ada dalam kalangan paderi terus menyatakan keislaman mereka.

Sepanjang pemerintahannya, beliau tidak lupa membangunkan aspek fizikal dan rohani rakyatnya. Beliau telah membina Masjid al-Fath yang terkenal dengan gelaran Blue Mosque. Selain itu, beliau juga telah memulihkan semula peranan Masjid Aya Sofia sebagai mercu dan syiar Islam di Turki. Sultan Muhammad al-Fath meninggal dunia pada bulan Mei 1481 dan jenazahnya dikebumikan di Kota Constantinople.

Keutamaan Membaca Al-Quran




Membaca Al-Qur’an merupakan ibadah yang paling utama dan dicintai Allah. Dalam hal ini para ulama sepakat, bahwa hukum membaca Al-Qur’an adalah wajib ‘ain. Maknanya, setiap individu yang mengaku dirinya muslim harus mampu baca Al-Qur’an dengan baik dan benar. Kalau tidak, maka ia berdosa.

Karena bagaimana mungkin kita mengamalkan al-Qur’an tanpa mau membaca dan memahaminya.Beriman terhadap Al-Qur’an bukan sekedar percaya saja, namun mesti dibuktikan dengan implementasi yang nyata sebagai tuntutan dari iman tersebut yaitu membaca, memahami dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Al-Qur’an merupakan pedoman, konsep, dan aturan hidup manusia. Dalam konteks hablum minallah, Al-Qur’an mengatur relasi hamba dengan khaliqnya. Hubungan vertikal ini dalam bahasa syariat disebut ibadah seperti shalat, puasa, zakat dan haji. Sedangkan dalam konteks hablum minan naas, Al-Qur’an menjelaskan tata cara pergaulan dan hubungan manusia dengan dirinya, manusia lain dan makhluk Allah lainnya. Hubungan horizontal ini dikenal dengan sebutan muamalah. Konkritnya, Al-Qur’an memberi petunjuk bagaimana mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.

Mengamalkan al-Qur’an merupakan kewajiban bagi setiap muslim, bahkan menjadi syarat utama menjadi seorang yang beriman. Allah swt dan Rasul-Nya saw telah memerintahkan kita untuk mengamalkan ajaran al-Qur’an dan as-Sunnah, agar kita selamat dunia dan akhirat. Bahkan Rasulullah saw mengingatkan kita akan penting pengamalan terhadap al-Qur’an dan sunnah Rasul saw dengan sabdanya, “Aku tinggalkan kepada kamu sekalian dua hal, jika kamu berpegang teguh kepada keduanya niscaya kamu tidak akan sesat selama-lamanya, yaitu al-Qur’an dan Sunnah Rasul saw.” (H.R. At-Tirmizi) Hadits ini menunjukkan bahwa orang yang sesat itu orang meninggalkan ajaran al-Qur’an dan As-Sunnah.

Namun sayangnya, selama ini kebanyakan umat Islam telah meninggalkan al-Qur’an. Al-Qur’an tidak mendapat perhatian dan tidak dibaca untuk diamalkan sebagaimana mereka sibuk membaca bacaan lain selainnya. Selama ini kita mampu membaca surat kabar, majalah dan buku setiap hari, namun kita tidak mampu membaca al-Qur’an.

Kita mampu membaca dan mengkhatamkan surat kabar yang jumlah kata atau hurufnya hampir sama dengan 1 juz al-Qur’an dalam waktu belasan menit, namun kita tidak mampu membaca beberapa halaman dari al-Qur’an. Begitu pula kita mampu membaca majalah yang tebalnya seperempat atau sepertiga al-Qur’an dalam waktu beberapa jam, namun giliranya membaca al-Qur’an kita tidak mampu membaca beberapa juz dalam waktu yang sama. Bahkan kita mampu membaca dan mengkhatamkan buku novel, komik dan roman yang tebalnya sama dengan al-Qur’an dalam waktu seminggu, namun kita tidak mampu mengkhatamkan al-Qur’an dalam waktu yang sama, bahkan sebulan sekalipun. Inilah kondisi iman kita saat ini yang sangat lemah dan kritis.

Sejatinya kita bercermin kepada kehidupan orang-orang yang shalih. Mereka menjadikan al-Qur’an sebagai buku bacaan hariannya. Mereka tidak pernah bosan dan kenyang dengan al-Qur’an, sebagaimana diungkapkan oleh Utsman bin Affan radhiyallahu ‘anhu, “Kalau hati kita bersih, maka kita tidak pernah kenyang dengan al-Qur’an.” Karena dengan senantiasa membaca al-Qur’an, kita akan mendapatkan banyak kebaikan.

Asy syahid Sayyid Quthub mengatakan dalam muqaddimah tafsirnya, “Hidup dalam naungan al-Qur’an adalah nikmat. Nikmat yang hanya diketahui oleh siapa yang telah merasakannya. Nikmat yang akan menambah usia, memberkahi dan menyucikannya.”
Sungguh banyak keutamaan dan keuntungan yang diperoleh bagi orang yang membaca al-Qur’an. Keuntungan tersebut tidak dimiliki oleh bacaan lainnya seperti surat kabar, majalah dan buku. Diantara keutamaan dan keuntungan orang yang membaca al-Qur’an yaitu;

Pertama: orang yang membaca Al-Qur’an akan mendapatkan syafaat (pertolongan) pada hari Kiamat nantinya berdasarkan sabda Rasulullah saw bersabda: ”Bacalah al-Qur’an, sesungguhnya ia akan datang pada hari kiamat nanti memberi syafaat bagi orang yang membacanya.” (H. R. Muslim). Tentunya tidak hanya sekedar membaca, juga mengamalkannya. Namun demikian, tanpa membaca al-Qur’an maka tidak mungkin kita mengamalkannya. Selain Rasulllah saw, tidak seorangpun yang mampu memberikan pertolongan kepada seseorang pada hari hisab, kecuali al-Qur’an yang dibaca selama ia hidup di dunia.

Kedua, Rasulullah saw menegaskan bahwa orang yang terbaik di antara manusia adalah orang yang mau mempelajari dan mengajarkan Al-Qur’an, sesuai dengan sabdanya, ”Sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari al-Qur’an dan yang mengajarkannya” (H.R. Bukhari). Oleh karena itu, orang yang terbaik di dunia ini bukanlah orang yang punya memiliki harta yang melimpah, jabatan maupun pangkat yang tinggi. Namun, disisi Allah Swt orang terbaik itu adalah orang yang mau belajar al-Qur’an dan mengajarkan kepada orang lain.

Ketiga, orang yang pandai membaca Al-Qur’an akan disediakan tempat yang paling istimewa di surga bersama para malaikat yang suci. Sedangkan orang yang membaca terbata-bata (belum pandai), maka ia akan diberi dua pahala yaitu pahala mau belajar dan kesungguhan membaca, sesuai dengan sabda Rasulullah saw, ”Orang yang pandai membaca Al-Qur’an akan ditempatkan bersama kelompok para Malaikat yang mulia dan terpuji. Adapun orang yang terbata-bata dan sulit membacanya akan mendapat dua pahala.” (H.R Bukhari & Muslim).

Keempat, kejayaan suatu umat Islam itu dengan membaca al-Qur’an dan mengamalkannya. Namun sebaliknya, musibah yang menimpa umat ini disebabkan karena sikap acuh tak acuh kepada al-Qur’an dan meninggalkannya. Rasulullah saw bersabda: ”Sesungguhnya Allah Swt meninggikan (derajat) ummat manusia ini dengan Al-Qur’an dan membinasakannya pula dengan Al-Qur’an” (H.R Muslim). Inilah rahasia mengapa generasi awal umat Islam (generasi sahabat, tabi’in dan tabi’itabi’in) menjadi generasi terbaik umat ini sebagaimana dinyatakan oleh Rasul saw. Mengapa demikian?

Jawabannya adalah karena mereka mengamalkan al-Qur’an dan sunnah Rasul saw. Maka Islampun berjaya pada masa-masa mereka, sehingga tersebar keseluruh penjuru dunia. Namun, setelah generasi tersebut sampai saat ini umat Islam meninggalkan al-Qur’an sehingga umat Islam menjadi lemah dan hina karena dijajah oleh orang kafir, bahkan dizalimi dan dibunuh seenaknya oleh orang kafir akibat meninggalkan al-Qur’an.

Kelima, orang yang membaca dan mendengar Al-Qur’an akan mendapatkan sakinah, rahmah, doa malaikat dan pujian dari Allah. Nabi saw bersabda: ”Tidaklah suatu kaum berkumpul dalam salah satu rumah Allah (masjid) untuk membaca Kitabullah (al-Qur’an) dan mempelajarinya, melainkan ketenangan jiwa bagi mereka, mereka diliputi oleh rahmat, dikelilingi oleh para malaikat, dan Allah menyebut nama-nama mereka di hadapan para Malaikat yang ada di sisi-Nya.” (H.R Muslim).

Memang, membaca dan mendengarkan ayat-ayat al-Qur’an menentramkan hati kita sebagaimana ditegaskan dalam firman Allah Swt, ““...Ingatlah, hanya dengan zikir (mengingat) Allah hati menjadi tenang”. (Q.S Ar-Ra’d: 28). Al-Qur’an merupakan zikir yang paling afdhal (utama). Oleh karena itu, ketenangan tidaklah diperoleh dengan harta yang banyak, pangkat dan jabatan, namun diperoleh dengan sejauh mana interaksi kita dengan al-Qur’an.

Keenam, mendapat pahala yang berlipat ganda. Rasulullah Saw bersabda: ”Barangsiapa yang membaca satu huruf Kitabullah maka ia mendapat satu kebaikan, dan satu kebaikan akan dibalas dengan sepuluh kali lipatnya. Aku tidak mengatakan alif laam miim itu satu huruf, tapi alif itu satu huruf (H.R at-Tirmizi) Membaca “alif lam mim” saja kita mendapatkan pahala sebanyak 30 kebaikan, maka bagaimana dengan membaca sejumah ayat-ayat yang dalam satu halaman al-Qur’an? Bahkan berapa jumlah pahala yang kita peroleh bila kita mampu membaca 1 juz dengan jumlah huruf ribuan atau ratusan ribu? Tentu pahalanya sangat banyak, bahkan kita tidak sanggup menghitungnya.

Demikianlah berbagai keutamaan dan keuntungan bagi orang yang membaca dan mempelajari al-Qur’an pada bulan-bulan biasa. Maka, terlebih lagi pada bulan Ramadhan sebagai bulan al-Qur’an?! Tentu, pahalanya berlipat ganda dibandingkan dengan bulan-bulan biasa. Maka, sangatlah rugi bagi orang-orang yang tidak mau membaca dan mempelajari al-Qur’an, terlebih lagi di bulan Ramadhan yang dilipat gandakan pahala padanya. Dan keutamaan-keutamaan tersebut tidak dimiliki oleh bacaan lainnya selain al-Qur’an.

Akhirnya, marilah kita manfaatkan hari-hari di bulan Ramadhan dengan berbagai aktivitas ibadah, khususnya membaca al-Qur’an. Karena bulan Ramadhan adalah bulan al-Qur’an, maka sudah sepatutnya kita lebih mengutamakan dan menyibutkan diri dengan berinteraksi dengan Al-Qur’an pada bulan yang mulia ini, baik dengan membaca, mempelajari, memahami, mentadabburi, menghafal maupun mengamalkannya. Semoga kita bisa memanfaatkan momentum Ramadhan ini dengan sebaik mungkin dan meraih berbagai keutamaan yang disediakan di bulan ini, termasuk berbagai keutamaan membaca dan mempelajari al-Qur’an. Semoga..!!

Cara Memakai Jilbab Yang Salah

Setiap muslimah diwajibkan memakai jilbab untuk menutup auratnya. Tetapi dalam berjilbab ini ternyata masih banyak yang salah, melenceng dari syariat islam dan cenderung menjerumus ke hal yang dilarang. Berikut adalah cara berjilbab yang banyak berkembang dikalangan muslimah tetapi sebenarnya salah dan dilarang. Dalam berjilbab seharusnya para muslimah jangan mendahulukan fashion ketimbang syariat. Fashion boleh, dianjurkan malah. Allah itu indah dan mencintai keindahan. Tetapi fashion harus mengikut syariat, bukan syariat yang mengikut fashion.

Mari kita lihat fashion jilbab sekarang yang salah dan boleh dikatakan menyerupai pakaian agama lain:

1. jilbab yang bersanggul.




Larangan jilbab yang bersanggul ini datang sendiri dari nabi Muhammad SAW seperti yang terlihat pada gambar di atas.
Rasullullah bersabda “ada dua golongan dari penduduk neraka yang belum pernah aku lihat: 1. Suatu kaum yang memiliki cemeti seperti ekor lembu untuk memukul manusia dan,
2. Para wanita yang berpakaian tapi telanjang, berlenggak-lenggok, kepala mereka seperti bonggol unta yang bergoyang-goyang.
Wanita yang seperti itu tidak akan masuk syurga dan tidak akan mencium baunya. Sedangkan baunya dapat tercium selama perjalanan sekian dan sekian” (HR. Muslim)

Jelas sekali diterangkan rasulullah bahwa wanita yang seperti itu tidak akan masuk syurga dan mencium baunya pun tidak. Maka ini peringatan bagi para muslimah untuk bermuhasabah diri.

2. fashion jilbab menyerupai biarawati kristian




Rasulullah bersabda, “Barangsiapa yang menterupai suatu kaum, maka ia termasuk dari golongan mereka”(HR. Abu Dawud, dishahihkan oleh Ibnu Hibban)



Sangat dilarang umat islam untuk menyerupai suatu kaum. Nah disini dibahas fashion yang menyerupai biarawati kristian, yang seperti apa itu? Fashion para biarawati yaitu menggunakan penutup seperti jilbab dengan menampakkan bentuk lehernya. Mungkin masih sering kita jumpai para muslimah yang mengenakan jilbab dengan menampakkan bentuk lehernya. Itu merukan hal yang dilarang karena menyerupai kaum kristian.

Baik telah ana jelaskan diatas tentang cara berjilbab yang mungkin masih banyak atau sedang ngetren-ngetren nya di kalangan muslimah apalagi remaja, tetapi sayangnya dilarang. Mungkin masih banyak yang belum mengetahui tentang informasi ini, jadi bagi sahabat yang sudah mengetahuinya, ana harap dapat diamalkan.

Jadi kalau sahabat masih menemukan teman atau saudara kita menggunakan fashion jilbab seperti diatas. Alangkah baiknya untuk sekedar member tahu atau member pencerahan. Tetapi harus dengan baik-baik dengan cara yang lembut tanpa menyakiti hati saudara kita itu.

NB: alangkah indah lagi jika para muslimah menghulurkan jilbabnya ke seluruh tubuhnya, pasti akan lebih terlihat cantik dan manis..

Wallahu alam bi showab..

cara berjilbab yang benar

Quote:

Cara Memakai Jilbab Yang sesuai Dengan Syariat Islam

Jilbab yang sesuai dengan syariah apabila memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :

Menutupi seluruh badan

Tidak diberi hiasan-hiasan hingga mengundang pria untuk melihatnya

Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman :

“Katakanlah (ya Muhammad) kepada wanita-wanita yang beriman: hendaklah mereka menundukkan pandangan mata dan menjaga kemaluan mereka, dan jangan menampakkan perhiasan mereka kecuali apa yang biasa nampak darinya. Hendaklah mereka meletakkan dan menjulurkan kerudung di atas kerah baju mereka (dada-dada mereka)… (An-Nuur: 31)

Tebal tidak tipis

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda :

“Akan ada nanti di kalangan akhir umatku para wanita yang berpakaian tapi hakikatnya mereka telanjang…

Kemudian Beliau Shallallahu ‘alaihi wassalambersabda ;

“…laknatlah mereka karena sesungguhnya mereka itu terlaknat”. (HR. Ath Thabrani dalam Al Mu`jamush Shaghir dengan sanad yang shahih sebagaimana dikatakan oleh Syaikh Albani dalam kitab beliau Jilbab Al Mar’ah Al Muslimah, hal. 125)

Kata Ibnu Abdil Baar: “Yang dimaksud Nabi Shallallahu ‘alaihi wassalam dalam sabdanya (di atas) adalah para wanita yang mengenakan pakaian dari bahan yang tipis yang menerawangkan bentuk badan dan tidak menutupinya maka wanita seperti ini istilahnya saja mereka berpakaian tapi hakikatnya mereka telanjang”.

Lebar tidak sempit

“Usamah bin Zaid berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam memakaikan aku pakaian Qibthiyah yang tebal yang dihadiahkan oleh Dihyah Al Kalbi kepada beliau maka aku memakaikan pakaian itu kepada istriku. Suatu ketika Beliau Shallallahu ‘alaihi wassalam bertanya: “Mengapa engkau tidak memakai pakaian Qibthiyah itu?” Aku menjawab: “Aku berikan kepada istriku”. Beliau berkata : “Perintahkan istrimu agar ia memakai kain penutup setelah memakai pakaian tersebut karena aku khawatir pakaian itu akan menggambarkan bentuk tubuhnya”. (Diriwayatkan oleh Adl Dliya Al Maqdisi, Ahmad dan Baihaqi dengan sanad hasan, kata Syaikh Al-Albani t dalam Jilbab, hal. 131)

Tidak diberi wangi-wangian

Karena Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda :

“Wanita mana saja yang memakai wangi-wangian lalu ia melewati sekelompok orang agar mereka mencium wanginya maka wanita itu pezina.” (HR. An Nasai, Abu Daud dan lainnya, dengan isnad hasan kata Syaikh Al-Albani dalam Jilbab, hal. 137)

Tidak menyerupai pakaian laki-laki

Abu Hurairah mengatakan: “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam melaknat laki-laki yang memakai pakaian wanita dan wanita yang memakai pakaian laki-laki”. (HR. Abu Daud, Ibnu Majah dan lainnya. Dishahihkan Syaikh Al-Albani dalam Jilbab, hal. 141)

Tidak menyerupai pakaian wanita kafir

Karena Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam dalam banyak sabdanya memerintahkan kita untuk menyelisihi orang-orang kafir dan tidak menyerupai mereka baik dalam hal ibadah, hari raya/perayaan ataupun pakaian khas mereka.

Bukan merupakan pakaian untuk ketenaran, yakni pakaian yang dikenakan dengan tujuan agar terkenal di kalangan manusia, sama saja apakah pakaian itu mahal/ mewah dengan maksud untuk menyombongkan diri di dunia atau pakaian yang jelek yang dikenakan dengan maksud untuk menampakkan kezuhudan dan riya.

Berkata Ibnul Atsir: Pakaian yang dikenakan itu masyhur di kalangan manusia karena warnanya berbeda dengan warna-warna pakaian mereka hingga manusia mengangkat pandangan ke arahnya jadilah orang tadi merasa bangga diri dan sombong. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda:

“Siapa yang memakai pakaian untuk ketenaran di dunia maka Allah akan memakaikannya pakaian kehinaan pada hari kiamat kemudian dinyalakan api padanya”. (HR. Abu Daud, Ibnu Majah dengan isnad hasan kata Syaikh Albani dalam Jilbab, hal. 213)

Kamis, 08 Desember 2011

Fakta Mengejutkan Tentang Wudlu

Prof Leopold Werner von Ehrenfels, seorang psikiater dan sekaligus neurology berkebangsaan Austria, menemukan sesuatu yang menakjubkan terhadap wudhu. Ia mengemukakan sebuah fakta yang sangat mengejutkan.
Bahwa pusat-pusat syaraf yang paling peka dari tubuh manusia ternyata berada di sebelah dahi, tangan, dan kaki. Pusat-pusat syaraf tersebut sangat sensitif terhadap air segar. Dari sini ia menemukan hikmah dibalik wudhu yang membasuh pusat-pusat syaraf tersebut. Ia bahkan merekomendasikan agar wudhu bukan hanya milik dan kebiasaan umat Islam, tetapi untuk umat manusia secara keseluruhan.
Dengan senantiasa membasuh air segar pada pusat-pusat syaraf tersebut, maka berarti orang akan memelihara kesehatan dan keselarasan pusat sarafnya. Pada akhirnya Leopold memeluk agama Islam dan mengganti nama menjadi Baron Omar Rolf Ehrenfels.
Ulama Fikih juga menjelaskan hikmah wudhu sebagai bagian dari upaya untuk memelihara kebersihan fisik dan rohani. Daerah yang dibasuh dalam air wudhu, seperti tangan, daerah muka termasuk mulut, dan kaki memang paling banyak bersentuhan dengan benda-benda asing termasuk kotoran. Karena itu, wajar kalau daerah itu yang harus dibasuh.
Ulama tasawuf menjelaskan hikmah wudhu dengan menjelaskan bahwa daerah-daerah yang dibasuh air wudhu memang daerah yang paling sering berdosa. Kita tidak tahu apa yang pernah diraba, dipegang, dan dilakukan tangan kita. Banyak pancaindera tersimpul di bagian muka.
Berapa orang yang jadi korban setiap hari dari mulut kita, berapa kali berbohong, memaki, dan membicarakan aib orang lain. Apa saja yang dimakan dan diminum. Apa saja yang baru diintip mata ini, apa yang didengar oleh kuping ini, dan apa saja yang baru dicium hidung ini? Ke mana saja kaki ini gentayangan setiap hari?
Tegasnya, anggota badan yang dibasuh dalam wudhu ialah daerah yang paling riskan untuk melakukan dosa.
Organ tubuh yang menjadi anggota wudlu disebutkan dalam QS Al-Maidah [5]:6, adalah wajah, tangan sampai siku, dan kaki sampai mata kaki. Dalam hadis riwayat Muslim juga dijelaskan bahwa, air wudhu mampu mengalirkan dosa-dosa yang pernah dilakukan oleh mata, penciuman, pendengaran, tangan, dan kakinya, sehingga yang bersangkutan bersih dari dosa.
Kalangan ulama melarang mengeringkan air wudhu dengan kain karena dalam redaksi hadis itu dikatakan bahwa proses pembersihan itu sampai tetesan terakhir dari air wudlu itu (ma’a akhir qathr al-ma’).
Wudlu dalam Islam masuk di dalam Bab al-Thaharah (penyucian rohani), seperti halnya tayammum, syarth, dan mandi junub. Tidak disebutkan Bab al-Nadhafah (pembersihan secara fisik). Rasulullah SAW selalu berusaha mempertahankan keabsahan wudhunya.
Yang paling penting dari wudhu ialah kekuatan simboliknya, yakni memberikan rasa percaya diri sebagai orang yang ‘bersih’ dan sewaktu-waktu dapat menjalankan ketaatannya kepada Tuhan, seperti mendirikan shalat, menyentuh atau membaca mushaf Alquran. Wudhu sendiri akan memproteksi diri untuk menghindari apa yang secara spiritual merusak citra wudhu. Dosa dan kemaksiatan berkontradiksi dengan wudhu.

Hukum Memakai Jilbab Bagi Kaum Hawa

“Wahai anakku Fatimah! Adapun perempuan-perempuan yang akan digantung rambutnya hingga mendidih otaknya dalam neraka adalah mereka itu di dunia tidak mau menutup rambutnya daripada dilihat laki-laki yang bukan mahramnya” (HR. Bukhari & Muslim)


Asma binti Abu Bakar telah telah menemui Rasulullah dengan memakai pakaian yang tipis. Sabda Rasulullah “Wahai Asma! Sesungguhnya seorang gadis yang telah berhaid tidak boleh baginya menzahirkan anggota badan kecuali pergelangan tangan dan wajah saja” (HR. Bukhari & Muslim)

“Hendaklah mereka (perempuan) melabuhkan kain kudung hingga menutupi dada mereka” (QS. An-Nur : 31).

Hukum memakai jilbab bagi wanita muslim adalah Fardhu (dikerjakan mendapat pahala, jika ditinggalkan berdosa). Dosa bagi wanita yang membuka auratnya itu sangatlah berat. Satu hari saja ada laki – laki yang bukan muhrim melihat auratnya (walaupun hanya rambut sehelai rambut), dia akan disiksa di neraka selama 1000 tahun (di bumi). Hukumannya pun tidak ringan, yaitu rambut dan kaki ditarik ke arah yang berbeda, lalu dia dibakar di api yang sangat panas sampai otaknya meledak, lalu berubah seperti semula lagi dan seterusnya. Tidak hanya itu saja satu laki – laki melihat auratnya dosanya besar, apalagi banyak.

“Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu, dan istri-istri orang-orang mukmin, hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal dan oleh karenanya mereka tidak diganggu. Dan Allah SWT Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Qs. Al-Ahzab: 59).

“Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita…” (Qs.An-Nur:31).
 

About

Site Info

Text

Media Dakwah Islam dan Sarana Perekat Ukhuwah Copyright © 2009 Template is Designed by Islamic Wallpers